Merupakan sebuah kehormatan besar dapat berdiskusi sembari makan siang bersama Bapak Hermawan Kartajaya, seorang tokoh pemasaran kelas dunia yang telah mengharumkan nama Indonesia melalui pemikiran dan dedikasi luar biasa. Beliau memperoleh pengakuan internasional sebagai salah satu dari 50 Gurus Who Have Shaped the Future of Marketing versi The Chartered Institute of Marketing (CIM), United Kingdom—organisasi pemasaran profesional tertua dan terbesar di dunia.
Penghargaan tersebut merupakan wujud apresiasi atas kontribusi besar beliau dalam membentuk arah pemasaran modern, baik dari sisi teori maupun praktik yang menyentuh dunia nyata.
Perjalanan beliau dimulai dari ruang kelas, sebagai guru matematika—profesi sederhana namun penuh makna. Dari sanalah langkah demi langkah beliau tapaki hingga menjadi begawan pemasaran yang dikenal dan dihormati di kancah internasional. Puluhan buku telah beliau tulis, gagasan-gagasannya mengisi forum-forum bisnis global, dan ilmunya terus dimanfaatkan oleh berbagai kalangan. Beliau adalah guru sejati, yang menghidupkan ilmu dalam tindakan dan pengabdian.
Melalui MarkPlus, Inc., MarkPlus Institute, dan Marketeers, Bapak Hermawan telah membangun ekosistem pemasaran yang kuat di Indonesia, sekaligus mengangkat wajah pemasaran Asia lewat kiprah aktifnya di Asia Marketing Federation (AMF) dan Asia Small Business Federation (ASBF). Beliau menjembatani nilai-nilai lokal dengan standar global, dan mengubah kekayaan budaya menjadi kekuatan strategis.
Dalam pertemuan kami yang penuh makna, beliau menyampaikan sebuah pesan yang meresap dalam sanubari—pesan yang relevan tidak hanya bagi pemasar, tetapi juga bagi ilmuwan, akademisi, dan para pendidik lintas bidang:
“Jadilah ilmuwan yang fokus, bukan yang melebar. Tak perlu ke mana-mana, tapi pastikan pemikiranmu hadir di mana-mana—dalam kedalaman dan makna. Tulis sesuatu yang abadi, karena menulis adalah bentuk keabadian. Jangan hanya berbicara yang sulit dijangkau dan sulit dicerna—berikanlah edukasi yang sederhana, mudah dipahami, dan dapat langsung dipraktikkan bagi masyarakat.”
Kata-kata yang menggugah kesadaran akan pentingnya membumikan ilmu, menjadikannya alat untuk menyentuh kehidupan, bukan sekadar menara gading yang jauh dari realitas.
Dedikasi beliau terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga menjadi pilar penting pengabdiannya. Melalui pelatihan-pelatihan pemasaran aplikatif di MarkPlus Institute dan gerakan “UKM Naik Kelas”, beliau mendorong UKM Indonesia naik ke level lebih tinggi—menjadi pemain yang tangguh, mandiri, dan kompetitif di pasar global. Kolaborasi dengan kementerian, BUMN, dan sektor swasta juga terus beliau giatkan, termasuk dalam membangun eksposur melalui Marketeers serta pertukaran pengetahuan antarnegara di bawah naungan AMF.
Semua itu berpulang pada satu visi: menjadikan ilmu sebagai bentuk pengabdian tertinggi. Bapak Hermawan Kartajaya tidak hanya menyampaikan ide—beliau menjalankan, mencontohkan, dan mewariskannya dalam bentuk nyata.
Pada 18 November 2025, beliau akan genap berusia 78 tahun. Dalam diskusi yang penuh keheningan makna, beliau mengungkapkan sebuah keputusan monumental yang mengguncang hati saya: menyumbangkan tubuhnya sebagai kadaver untuk pendidikan kedokteran di almamaternya, Universitas Airlangga, Surabaya.
Melalui acara bertajuk HK75: A Guru – Learn. Think. Share, beliau menegaskan bahwa pengabdian terhadap ilmu dan kemanusiaan tidak pernah mengenal batas usia—bahkan melampaui batas kehidupan. Keputusan tersebut tentunya bukan hanya simbol dedikasi, tetapi juga cerminan keberanian dan ketulusan yang langka. Beliau menyentuh hati saya secara mendalam, dan menjadi pelajaran berharga tentang makna menjadi manusia yang utuh—berilmu, bermakna, dan bermanfaat.
Merupakan kesempatan emas dapat berbincang langsung dengan beliau—sebuah momen sarat inspirasi dan nilai, yang akan terus kami kenang dan jadikan bekal dalam perjalanan pengabdian kami masing-masing.
Dengan keteladanan yang konsisten, keberanian menempatkan nilai di atas citra, serta keyakinan bahwa ilmu adalah cahaya yang harus terus diwariskan, Bapak Hermawan Kartajaya menunjukkan kepada kita semua bahwa warisan terbesar bukanlah harta atau gelar, melainkan pemikiran yang hidup dan tindakan yang menggugah nurani.
Dari Surabaya, kami dipertemukan di Kota Casablanca, Jakarta—sebuah perjumpaan yang sederhana namun sarat makna.
Dari kota ke kota, dari kata ke jiwa, pemikiran dan semangat beliau mengalir tanpa batas, menjalar hingga ke penjuru dunia.
Dan dunia pun mendengar—belajar dari keteladanannya, terinspirasi oleh ilmunya, dan menghormatinya dengan sepenuh jiwa.
MasyaaAllah.Sehat dan sukses selalu para inspirator ku.