Benarkah Ibu Nifas Tidak Boleh Makan Ikan? Ini Jawaban Ilmiahnya

Apa yang terjadi pada tubuh ibu setelah melahirkan?
Di tengah hiruk pikuk perubahan fisik dan emosional pasca persalinan, tubuh ibu sedang bekerja luar biasa. Luka harus sembuh. Energi harus kembali. ASI harus mengalir lancar. Tapi bagaimana jika di saat genting ini, ibu justru dibatasi makanannya? Inilah kenyataan yang masih terjadi di banyak daerah di Indonesia. Salah satu pantangan paling umum yang diwariskan turun-temurun adalah: “Ibu nifas tidak boleh makan ikan.”

Kenapa mitos ini masih dipercaya sampai sekarang?
Mitos ini sudah mengakar dalam budaya. Konon katanya, ikan bisa memperparah luka perineum, membuat ASI berbau amis, dan menyebabkan bayi enggan menyusu. Larangan ini diwariskan turun-temurun—dijalankan dengan keyakinan penuh, meskipun tanpa satu pun bukti medis yang mendukungnya.

Apa dampaknya jika ibu nifas dilarang makan ikan?
Sebagai ahli gizi yang pernah bertugas di sebuah pulau kecil di Sulawesi Tengah, saya menyaksikan langsung ironi menyedihkan ini. Laut terbentang luas, kaya akan ikan segar dan bernutrisi tinggi. Tapi para ibu nifas justru tidak diperbolehkan menyentuhnya. Mereka diberi nasi putih dan air hangat. Tidak ada protein, tidak ada gizi seimbang. Luka-luka mereka lambat pulih. Produksi ASI terganggu. Semua itu bukan karena kemiskinan atau kurangnya bahan pangan—melainkan karena mitos yang terus diwariskan tanpa klarifikasi.

Apa saja kandungan gizi dalam ikan yang penting untuk ibu nifas?
Faktanya, ikan adalah superfood bagi ibu menyusui. Di dalamnya terkandung:
• Omega-3, DHA, dan EPA yang mempercepat pemulihan dan mendukung perkembangan otak bayi.
• Vitamin D, zat besi, kalsium, selenium, dan protein tinggi yang membantu meningkatkan kekebalan tubuh serta memperkuat kualitas ASI.
Berbagai studi telah membuktikan bahwa ibu yang mengonsumsi ikan secara rutin akan lebih cepat pulih dan memiliki anak dengan tingkat kecerdasan dan imunitas lebih tinggi.

Ikan apa saja yang baik dikonsumsi ibu menyusui?

Berbagai jenis ikan lokal Indonesia memiliki kandungan gizi yang sangat baik dan sangat layak dikonsumsi oleh ibu nifas untuk pemulihan optimal. Misalnya, ikan nila menonjol dalam kandungan protein sebesar 26 gram per 100 gram, tertinggi di antara yang lain. Sementara ikan kembung, yang sering ditemukan di pasar tradisional, justru menempati posisi teratas dalam kandungan omega-3 sebesar 2,6 gram; bahkan lebih tinggi dari ikan salmon yang selama ini dianggap sebagai “raja omega-3.Ikan lele, meskipun sederhana dan murah, tetap menyediakan protein baik (18 gram) dan zat besi penting untuk mencegah anemia.

Hal ini menunjukkan bahwa pilihan ikan lokal sangat potensial sebagai bagian dari menu harian ibu nifas, tanpa harus bergantung pada ikan impor atau mahal. Yang menarik, hampir semua ikan termasuk gabus, mujair, patin, dan gurame juga mudah ditemukan, ekonomis, dan dapat diolah dengan beragam cara yang tetap lezat dan sehat.Yang tidak kalah penting, pastikan ikan yang dipilih dalam kondisi segar, bersih, dan diolah dengan cara yang tepat untuk menjaga kandungan gizinya.

Kenapa mitos lebih dipercaya dibandingkan fakta?
Karena mitos menyebar lewat cerita yang menyentuh emosi dan diwariskan dari orang-orang terdekat. Fakta ilmiah seringkali terdengar asing dan sulit diterima. Maka dari itu, tugas kita sebagai tenaga kesehatan dan masyarakat teredukasi bukan hanya menyampaikan data, tapi juga membimbing dengan empati. Edukasi bukan sekadar membantah, tapi mengajak memahami dan berubah secara bertahap.
Apa kaitan konsumsi ikan dengan masa depan anak?
Meluruskan mitos makan ikan bukan hanya soal membela hak ibu makan bergizi, melainkan  bagian dari perjuangan besar menjaga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)—periode emas tumbuh kembang anak. Ibu yang sehat dan pulih optimal akan mampu memberikan ASI terbaik, menciptakan kedekatan emosional dengan bayi, dan membangun fondasi kuat bagi tumbuh kembang anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan tangguh.

Jadi, bolehkah ibu nifas makan ikan?
Boleh. Bahkan sangat dianjurkan. Tidak ada dasar ilmiah yang melarangnya. Justru ikan adalah sahabat pemulihan, sumber kekuatan, dan nutrisi terbaik untuk ibu dan bayi.

Untuk Ibu, untuk Masa Depan

Kini saatnya kita mematahkan mitos, menyebarkan ilmu, dan mengangkat potensi kekayaan laut serta air tawar negeri sendiri sebagai sumber gizi yang berharga. Ibu nifas tidak perlu lagi ragu mengonsumsi ikan—karena justru dari situlah tubuh mendapat kekuatan untuk pulih, dan ASI berkualitas bisa mengalir dengan optimal.

Makanlah dengan penuh keyakinan, rawat tubuh dengan kesadaran, dan pulihkan diri dengan kekuatan. Sebab dari tubuh ibu yang sehat dan hati yang penuh cinta, mengalir ASI terbaik—yang menjadi fondasi awal bagi hadirnya generasi Indonesia yang cerdas, tangguh, dan penuh harapan bagi masa depan bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *