Selama ini, hipertensi atau tekanan darah tinggi sering dianggap sebagai “penyakit orang tua”. Tapi tahukah Anda? Kini anak-anak dan remaja pun sudah mulai banyak yang mengalaminya! Ya, ini bukan sekadar kabar burung—fenomena ini nyata dan makin mencemaskan.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka kejadian hipertensi pada anak muda usia 18–24 tahun sudah mencapai 10,7%, dan melonjak drastis menjadi 17,4% di usia 25–34 tahun. Lebih mengejutkan lagi, gejala awalnya bisa muncul sejak usia sekolah dan remaja!
Siapa sangka, anak laki-laki ternyata lebih berisiko dibanding anak perempuan, dengan prevalensi mencapai 15% hingga 19%, sementara pada anak perempuan berkisar 7% hingga 12%. Angka-angka ini bukan sekadar statistik—ini adalah alarm keras bahwa gaya hidup anak-anak kita hari ini bisa membentuk penyakit di masa depan.
Apa Itu Hipertensi?
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah dalam arteri meningkat secara terus-menerus di atas batas normal. Untuk anak-anak, batas normal tekanan darah bergantung pada usia dan tinggi badan mereka. Namun, secara umum, jika tekanan darah mereka mencapai 130/80 mmHg atau lebih, itu sudah masuk kategori hipertensi (American Academy of Pediatrics, 2017).
Yang membuat hipertensi menakutkan adalah karena ia sering datang tanpa gejala, sehingga disebut “silent killer”. Pada beberapa kasus, gejala seperti sakit kepala, nyeri dada, atau mual mungkin muncul, namun sebagian besar anak tidak merasakan apapun—hingga akhirnya muncul komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, atau gagal ginjal di usia muda.
Kenali Dua Penyebab Utama Hipertensi pada Anak!
Tahukah Anda? Tidak semua tekanan darah tinggi pada anak disebabkan oleh penyakit bawaan. Faktanya, banyak anak zaman sekarang terkena hipertensi karena gaya hidup yang tidak sehat. Berikut dua penyebab utamanya:
1.Hipertensi Primer
adalah jenis yang paling sering terjadi pada anak dan remaja masa kini. Penyebab utamanya adalah gaya hidup yang tidak sehat, seperti:
- Konsumsi makanan cepat saji tinggi garam dan lemak
- Minuman manis berlebihan
- Kurang aktivitas fisik dan terlalu lama di depan layar (screen time)
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Stres, terutama pada anak usia sekolah
2.Hipertensi Sekunder
Lebih jarang, tapi tetap harus diwaspadai. Jenis ini disebabkan oleh penyakit lain yang memengaruhi tekanan darah, seperti:
- Gangguan ginjal kronis
- Hipertiroidisme (kelenjar tiroid terlalu aktif)
- Efek samping dari obat-obatan tertentu
- Penyakit jantung bawaan
Yuk, Cegah Sejak Dini! Ini Tips Gizi dan Gaya Hidup Sehat untuk Anak
Sebagai orang tua, guru, maupun masyarakat, kita semua punya peran penting. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Terapkan Pola Makan Seimbang
- Batasi konsumsi garam, maksimal 1 sendok teh (5 gram) per hari (Kementerian Kesehatan RI, 2023).
- Perbanyak sayur dan buah segar.
- Kurangi makanan olahan seperti sosis, nugget, mie instan, dan minuman manis dalam kemasan.
- Ganti cemilan anak dengan yoghurt, buah potong, kacang tanpa garam, atau smoothie alami.
- Biasakan membaca label gizi pada kemasan makanan.
- Jaga Berat Badan Ideal Anak
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 mencatat bahwa 1 dari 5 anak usia 5-12 tahun mengalami overweight atau obesitas. Obesitas menjadi salah satu faktor risiko utama hipertensi, bahkan sejak dini.
- Dorong Anak Aktif Bergerak
- Anak usia 6–17 tahun disarankan aktif minimal 60 menit setiap hari.
- Biarkan mereka bermain di luar, bersepeda, berlari, atau olahraga ringan lainnya.
- Batasi waktu bermain gadget maksimal 1–2 jam per hari.
Contoh Menu Sehat Sehari untuk Anak
Sarapan
Bola-bola nasi rumput laut
Omelet bayam dan tahu
Snack Pagi
Buah potong + yoghurt tawar
Makan Siang
Nasi putih
Ikan goreng
Sayur lodeh
Tempe bacem
Snack Siang
Pisang
Makan Malam
Nasi
Ayam bumbu rempah
Sayur kacang merah
Buah potong
Yuk, Mulai Dari Hal Kecil!
Mari bantu anak-anak kita tumbuh sehat dengan cara:
Asupan Gizi Seimbang : Pastikan makanan yang dikonsumsi anak memenuhi kebutuhan energi sesuai berat badan ideal, kaya makronutrien (cukup protein, rendah lemak jenuh dan karbohidrat olahan), serta dilengkapi mikronutrien seperti vitamin dan mineral dari buah dan sayur segar.
Cukupi Kebutuhan Cairan : Air penting untuk metabolisme! Pastikan anak mengonsumsi air putih sekitar 35 ml/kg berat badan per hari.
Aktif Bergerak Tiap Hari : Dorong anak untuk melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit per hari. Olahraga ringan, bermain bola, atau bersepeda sudah sangat membantu membakar energi dan mencegah obesitas.
Pola Makan Teratur : Jangan biarkan anak makan asal kenyang. Terapkan jadwal makan teratur dan jauhkan mereka dari camilan tinggi gula dan garam seperti makanan ultra proses; contohnya mie instan, nugget, dan minuman bersoda.
Jaga Berat Badan Ideal :Berat badan berlebih adalah pintu masuk menuju hipertensi. Pantau pertumbuhan anak dengan mengukur tinggi dan berat badan secara berkala, serta sesuaikan porsi makan mereka.
Anak Sehat, Masa Depan Hebat! :Hipertensi bukan lagi milik orang tua. Kini, anak-anak pun tak luput dari ancaman tekanan darah tinggi dan semuanya bisa terjadi tanpa gejala! Tapi jangan khawatir, kita bisa mencegahnya.
Mulailah dari langkah sederhana:
- Sajikan makanan yang sehat dan bergizi seimbang.
- Ajak anak aktif bergerak dan jauhi gaya hidup pasif.
- Bantu mereka menjaga berat badan tetap ideal.
Kesehatan anak bukan sesuatu yang bisa ditunda. Setiap keputusan kecil di rumah : dari isi piring makan hingga waktu bermain—akan menentukan kualitas hidup mereka ke depan.
Karena anak yang sehat hari ini, adalah pemimpin tangguh di masa depan.
Mari jadikan rumah sebagai tempat awal perubahan. Dari meja makan, dari langkah kecil, dari cinta kita sebagai orang tua.