Anak Tidak Sakit Bukan Berarti Sehat
Di tengah meningkatnya kasus obesitas pada anak dan remaja, banyak orang tua yang masih beranggapan bahwa selama anak tidak sakit—tidak batuk, tidak demam—berarti sehat-sehat saja. Padahal, sehat belum tentu bugar , dan anak yang tidak bugar justru lebih rentan mengalami berbagai masalah kesehatan dan perkembangan.
Banyak anak sekarang tampak sehat dari luar, namun cepat lelah saat bermain bola, susah fokus di sekolah, dan lebih banyak lagi yang memilih duduk bermain gadget daripada berlari di taman. Itulah gejala umum dari kebugaran tubuh yang rendah—masalah yang semakin sering muncul, namun jarang disadari.
Gaya hidup menetap : musuh diam diam anak kita
Di era digital, waktu duduk anak semakin panjang: menonton TV, bermain game, scrolling TikTok atau YouTube. Tanpa disadari, mereka menjalani apa yang disebut gaya hidup sedentary — gaya hidup minimal gerak yang berdampak buruk bagi tubuh dan otak.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terlalu banyak waktu duduk pada anak dan remaja menyebabkan risiko:
- Penumpukan lemak tubuh ( adipositas )
- Gangguan jantung dan metabolisme
- Penurunan kebugaran dan kekuatan otot
- Masalah perilaku dan sosial
- Gangguan tidur
Anak yang terlihat “diam tapi tenang” bisa jadi tubuhnya sedang kehilangan daya tahan.
Sehat ≠ Bugar, Bugar = Siap Hadapi Hidup
Definisi sehat menurut WHO mencakup aspek fisik, mental, dan sosial. Tapi kebugaran berarti tubuh punya energi untuk beraktivitas sepanjang hari tanpa cepat lelah. Sayangnya, anak dengan obesitas sering kali terlihat sehat, namun saat diminta lari kecil atau bermain fisik, langsung kelelahan. Kesehatan bukan hanya soal tidak sakit, tapi soal daya tahan tubuh, kekuatan otot, kelincahan gerak, serta kemampuan untuk fokus dan berenergi sepanjang hari.
Anak yang bugar cenderung lebih aktif di sekolah dan kegiatan di luar ruangan, tidak mudah lelah, serta lebih percaya diri dan lebih mudah bersosialisasi.
Bagaimana Cara Ukur Kebugaran Anak?
Ada dua indikator utama:
- VO₂max : seberapa efisien tubuh menggunakan oksigen saat bergerak. Semakin tinggi, semakin baik daya tahan tubuh.
- METs ( Metabolic Equivalent of Task ) : satuan yang digunakan untuk mengukur berapa banyak energi yang digunakan tubuh saat melakukan suatu aktivitas dibandingkan dengan saat tubuh sedang istirahat total. 1 MET = energi yang dikeluarkan saat duduk diam (misalnya menonton TV). Jalan santai = 2,5 METs, lari cepat bisa mencapai 13,5 METs. Semakin tinggi nilai METs, semakin besar energi yang dibutuhkan—dan artinya semakin baik pula efeknya bagi kebugaran jika dilakukan secara rutin.
Penyebab Obesitas: Lebih dari Sekadar Makan
Obesitas pada anak dan remaja tidak melulu soal pola makan. WHO mencatat, penjelasannya bisa beragam dan saling berkaitan:
- Makan berlebihan, tidak sesuai pedoman gizi
- Kurangnya aktivitas fisik
- Faktor genetik
- Kurang tidur
- Lingkungan tidak mendukung aktivitas aktif atau makanan sehat
- Gangguan hormonal dan penggunaan obat-obatan tertentu
- Stres emosional akibat perceraian, kematian, atau tekanan sosial
- Masalah pertemanan dan harga diri rendah
- Depresi atau gangguan psikologis lainnya
Kondisi ini bukan salah anak, tapi sering kali akibat dari lingkungan yang tidak mendukung gaya hidup sehat.
Early Adiposity Rebound (EAR): Waspadai Kegemukan Dini
Obesitas pada anak bukan sekedar masalah pola makan dan aktivitas fisik, melainkan cerminan dari kompleksitas lingkungan obesogenik dan perkembangan awal yang tidak optimal. Salah satu indikator penting yang perlu dicakup adalah early adiposity rebound (EAR) , yaitu peningkatan berat badan secara cepat sebelum usia 6 tahun yang dapat menjadi alarm dini terhadap risiko obesitas dan risiko timbulnya beberapa penyakit kronis saat remaja dan dewasa. Pencegahan obesitas dimulai sejak bayi. Dengan menerapkan pola makan sehat, aktivitas fisik yang cukup, tidur berkualitas, dan meminimalkan penggunaan layar, risiko EAR dapat ditekan.
Rekomendasi WHO untuk anak usia 5–17 tahun
Agar tetap sehat dan aktif, WHO memberi rekomendasi:
- Aktivitas fisik minimal 60 menit sehari
- Aktivitas penguatan otot dan tulang 3 kali seminggu
- Batasi waktu layar yang tidak produktif ( game, tontonan hiburan)
Pengasuhan Orang Tua, Fondasi Gaya Hidup Anak
Faktor yang sering terjadi dalam kasus obesitas anak adalah gaya pengasuhan (parenting style). Padahal, bagaimana orang tua membesarkan anak sangat mempengaruhi pola makan, kebiasaan aktivitas fisik, dan kesehatan mental anak.
Penelitian menunjukkan adanya empat gaya utama pengasuhan , dan masing-masing mempunyai dampak yang berbeda terhadap risiko obesitas dan gangguan perilaku pada anak :
Gaya Pengasuhan | Ciri-Ciri | Risiko Terhadap Anak |
Berwibawa | Hangat namun tegas, ada aturan tapi komunikatif | Anak lebih mandiri, sehat secara mental dan fisik |
Otoritas | Kaku dan penuh aturan, minimal diskusi | Anak mudah stres, makan emosional |
Permisif | Longgar tanpa batas yang jelas, anak dibiarkan mengikuti keinginannya | Anak cenderung makan berlebihan, kurang disiplin |
Lalai | Kurang perhatian dan tidak terlibat dalam kehidupan anak | Anak berisiko tinggi mengalami gangguan makan dan perlindungan zat saat dewasa |
Anak-anak yang dibesarkan dengan pola permisif dan lalai cenderung menghadapi risiko eating disorder (gangguan makan) dan bahkan mencakup zat (penyalahgunaan zat) saat remaja atau dewasa.
Apa Artinya Bagi Orang Tua?
Orang tua yang ingin anaknya tumbuh sehat dan bugar perlu lebih dari sekedar mengatur makanan. Mereka juga harus:
- Menjadi pendengar yang baik, bukan hanya memberi perintah
- Memberikan aturan yang konsisten: waktu makan, waktu tidur, waktu bermain
- Menjadi teladan dalam gaya hidup sehat
- Memberikan batasan yang jelas, namun tetap dengan kasih sayang
Gaya pengasuhan yang hangat dan tegas (otoritatif) terbukti paling efektif dalam membentuk anak yang sehat fisik, mental, dan sosial.
Integrasi dengan Gaya Hidup Aktif
Gaya pengasuhan yang baik akan mendukung:
- Konsistensi olahraga dan aktivitas fisik
- Pola makan sehat yang menyenangkan, bukan paksaan
- Komunikasi terbuka saat anak mengalami masalah berat badan atau kepercayaan diri
Anak butuh bimbingan, bukan hanya larangan. Beberapa langkah kecil namun bermakna dapat dilakukan orang tua:
- Jadwalkan waktu khusus untuk anak bergerak setiap hari
- Ajak anak bermain di luar, bukan hanya di depan layar
- Sajikan makanan bergizi seimbang, kaya protein hewani bukan sekedar “rendah kalori”
- Libatkan sekolah dan komunitas untuk menciptakan lingkungan yang aktif
Membiasakan anak untuk aktif bergerak sejak dini adalah investasi yang akan memberikan hasil jangka panjang. Kebiasaan sehat ini membentuk fondasi untuk kehidupan yang lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih bahagia. Jadi, jangan hanya bertanya: “Apakah anak saya sehat?” Mulailah bertanya: “Apakah anak saya cukup bergerak? Apakah ia benar-benar bugar?”
Kesehatan anak bukan sekedar soal bebas dari penyakit. Anak yang benar-benar sehat dan bugar adalah anak yang penuh semangat, aktif bergerak, dan siap menghadapi tantangan hidup dengan percaya diri. Mereka tidak hanya tumbuh, tetapi juga berkembang secara optimal, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Gerakan fisik bukan hanya soal bermain atau olahraga. Bagi anak-anak, bergerak adalah bagian penting dari tumbuh kembang. Melompat, melompat, berlari, bahkan menari—semua itu adalah cara alami tubuh anak memperkuat otot, menstimulasi otak, dan melatih keterampilan hidup.
Artikel ini sangat bagus. Dapat menambah wawasan khususnya tentang sehat dan kebugaran