Kesehatan tubuh manusia tidak hanya ditentukan oleh berat badan semata, namun oleh komposisi tubuh secara menyeluruh. Dalam praktik klinis dan kesehatan masyarakat, analisis komposisi tubuh menjadi instrumen penting dalam menilai status gizi, risiko penyakit, serta efektivitas intervensi nutrisi dan olahraga.
Sistem imun adalah benteng pertahanan utama tubuh kita terhadap infeksi dan penyakit. Namun, kekebalan tubuh yang optimal tidak muncul begitu saja—ia harus dijaga dan dirawat melalui kebiasaan hidup sehat yang konsisten. Berikut adalah lima kunci utama dalam menjaga dan meningkatkan sistem imun:
- Beristirahat yang cukup — Saat tubuh memperbaiki diri : istirahat bukan sekedar tidur, tetapi proses pemulihan dan regenerasi. Tidur yang berkualitas membantu produksi sitokin, protein penting yang melawan infeksi dan peradangan.
- Berolahraga teratur — kebugaran Menjaga dan sirkulasi : Banyak orang berolahraga demi menurunkan berat badan. Namun, manfaat olahraga sebenarnya jauh lebih luas daripada sekedar membakar kalori. Latihan aerobik dan latihan kekuatan secara rutin berperan penting dalam menjaga massa otot (lean mass), meningkatkan metabolisme basal (BMR), serta memperkuat sistem imun dengan memperlancar peredaran darah. Kombinasi manfaat tersebut menjelaskan mengapa individu yang aktif berolahraga lebih mudah mempertahankan berat badan yang sehat dan memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes.
- Makanan Bergizi — Bahan bakar sistem imun : Gizi seimbang adalah fondasi kekebalan tubuh. Konsumsi makanan yang mengandung protein berkualitas, vitamin (C, D, E), mineral (zinc, selenium), serta antioksidan dari buah dan sayur sangat penting untuk mendukung fungsi imun secara optimal.
- Suplemen — Pelengkap nutrisi harian : dalam kondisi tertentu—seperti lansia, ibu hamil, atau individu dengan asupan makan tidak mencukupi—suplemen dapat membantu mencukupi kebutuhan zat gizi esensial. Ini penting agar proses metabolisme dan pembentukan otot berjalan optimal.
- Kelola stres — Tenangkan pikiran, kuatkan imun : stres berkepanjangan bisa menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan hormon kortisol, yang mendorong menguatnya lemak tubuh, terutama di bagian perut. Relaksasi dan manajemen stres membantu menjaga keseimbangan hormon , yang berdampak langsung pada kesehatan metabolik dan imunitas . Aktivitas relaksasi seperti meditasi, yoga, atau hobi (berkebun, melukis, membaca, menulis, memancing, bermain musik),dapat meningkatkan hormon endorfin yang memperkuat imun.
Banyak orang berolahraga untuk menurunkan berat badan, namun hanya sedikit yang memahami bahwa olahraga juga berperan penting dalam menjaga komposisi tubuh yang sehat dan meningkatkan metabolisme basal (BMR). Dua hal ini menjadi kunci utama dalam menjaga energi tubuh, imunitas, dan mencegah penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes.
Empat Faktor penting dalam aktivitas fisik
Agar olahraga memberikan manfaat maksimal, kita perlu memperhatikan 4 hal utama:
- Kejadian sering berolahraga: Konsistensi adalah kunci. Idealnya, olahraga dilakukan minimal 3–5 kali per minggu.
- Lamanya berolahraga: Durasi optimal 30–60 menit per sesi, tergantung intensitas.
- Jenis olahraga: Kombinasi aerobik (seperti jalan cepat, lari, bersepeda) dan latihan kekuatan (seperti angkat beban, push-up) akan memberikan hasil paling efektif.
- Kejadian berat olahraga: Intensitas sedang hingga berat meningkatkan metabolisme dan mendorong pembakaran lemak bahkan saat istirahat ( efek after-burn ).
Komposisi Tubuh Sehat: Lebih dari Sekadar Berat Badan
Selama ini, banyak orang mengukur kesehatan tubuh hanya berdasarkan angka di timbangan. Padahal, berat badan tidak selalu mencerminkan kondisi kesehatan yang sebenarnya. Dua orang dengan berat yang sama bisa memiliki risiko kesehatan yang sangat berbeda jika komposisi tubuhnya berbeda—terutama dalam hal proporsi otot dan lemak.
Dalam praktik klinis dan kesehatan masyarakat, analisis komposisi tubuh menjadi alat penting untuk menilai status gizi, risiko penyakit, serta efektivitas intervensi nutrisi dan olahraga. Komposisi tubuh yang seimbang juga berperan besar dalam menjaga fungsi sistem imun dan metabolisme tubuh secara optimal.
Komposisinya terdiri dari:
- Massa otot (massa otot) : kontributor utama metabolisme tinggi.
- Lemak esensial dan non-esensial : penting untuk fungsi hormon, namun harus proporsional.
- Tulang dan organ : stabil secara massa, tetapi penting dalam metabolisme.
Ilustrasi: Laki-laki ideal memiliki 45% otot, 15% lemak esensial, sisa tulang dan organ. Perempuan ideal memiliki komposisi otot sedikit lebih rendah, dengan lemak esensial yang lebih tinggi karena kebutuhan biologis.
BMR: Mesin Pembakar Kalori Saat Istirahat
Basal Metabolic Rate (BMR) adalah energi minimum yang dibutuhkan tubuh saat istirahat untuk menjalankan fungsi dasar seperti bernapas dan menjaga suhu tubuh.
- Meskipun organ hanya 7% dari berat badan, mereka menyumbang 60% BMR.
- Otot dan lemak menyumbang 35–40% berat badan, tapi hanya 20–25% dari BMR.
- BMR menurun 1–3% setiap dekade setelah usia 20 tahun jika tidak aktif.
Komposisi Tubuh & Metabolisme dengan Rumus Katch-McArdle
Rumus Katch-McArdle menyatakan bahwa massa otot memiliki peran penting dalam manajemen energi harian. Oleh karena itu, penggunaan BMI sebagai indikator tunggal tidak selalu akurat dalam menilai kesehatan metabolik seseorang, karena BMI tidak membedakan antara massa otot dan lemak tubuh. Rumus Katch-McArdle digunakan untuk menghitung kebutuhan energi dasar (BMR) berdasarkan massa bebas lemak (LBM) , yang dinilai lebih akurat daripada menghitung BMI umum:
BMR = 370 + (21,6 x BMR)
- LBM adalah massa tubuh tanpa lemak , yaitu berat tubuh tanpa lemak (termasuk otot, tulang, udara, organ).
- 21.6 adalah konstanta berdasarkan pengeluaran energi jaringan bebas lemak.
Komposisi Tubuh & Pengaruhnya terhadap Metabolisme
Contoh Perbandingan : Dua individu masing-masing memiliki berat badan 80 kg , namun komposisi tubuh yang sangat berbeda:
💪Orang A: Tinggi Massa Otot
- Persentase lemak tubuh : 10%
- Massa bebas lemak (LBM) : 90% × 80 kg = 72 kg
- BMR (Basal Metabolic Rate) = 370 + (21,6 x 72) = 1,925 kkal/hari
⚠️ Orang B : Gemuk Tubuh Tinggi
- Persentase lemak tubuh : 35%
- Berat Bersih Rata-rata : 65% × 80 kg = 52 kg
- BMR = 370 + (21,6 x 52) = 1,493 kkal/hari
Selisih Energi harian sebesar 1,925−1,493=432 kalori/hari
Artinya, meskipun keduanya memiliki berat badan yang sama, Orang A membakar 432 kalori lebih banyak per hari hanya karena memiliki otot lebih banyak .
Mengapa Massa Otot Meningkatkan BMR?
- Otot adalah jaringan aktif metabolik , artinya membutuhkan lebih banyak energi untuk mempertahankan fungsi dibandingkan lemak yang pasif.
- Setiap 1 kg otot dapat membakar sekitar 13–15 kalori per hari , meskipun tubuh sedang tidak beraktivitas (saat istirahat).
- Sebaliknya, jaringan lemak hanya membakar sekitar 4 kalori per kg per hari .
Dampak Jangka Panjang
432 kalori/hari × 365 hari = 157.680 kalori per tahun
Jika dikonversi ke lemak:
157.680 : 7.700 = 20,5 kg lemak per tahun; Orang A berpotensi tidak menyimpan 20 kg lemak per tahun dibandingkan Orang B , hanya karena metabolisme basal yang lebih tinggi dari ototnya.
Implikasi Praktis
- Olahraga kekuatan seperti angkat beban atau bodyweight training sangat penting, bahkan bagi mereka yang tidak ingin berotot besar, karena:
- Meningkatkan massa otot
- Meningkatkan metabolisme basal
- Memudahkan manajemen berat badan
- Membangun otot bukan hanya estetika, tapi juga strategi metabolik jangka panjang.
- Hal ini juga menjelaskan mengapa usia tua yang diiringi penurunan massa otot (sarcopenia) membuat orang lebih mudah gemuk meski makannya tidak banyak.
Otot Rangka & Penuaan : Mengapa Lansia Harus Tetap Melatih Otot
- Latihan resistensi tingkatkan kekuatan secara drastis, bahkan pada usia 90-an!
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam JAMA menunjukkan bahwa latihan resistensi selama 8 minggu dapat meningkatkan kekuatan otot hingga 174% pada lansia yang tinggal di panti jompo, bahkan yang berusia hingga 96 tahun . Artinya, tidak ada kata terlambat untuk membangun kekuatan otot!
- Latihan beban lebih efektif dari daya tahan dalam perubahan komposisi tubuh lansia
Penelitian pada wanita usia 76–78 tahun menunjukkan bahwa:
- Kelompok yang melakukan latihan beban mengalami peningkatan massa otot dan penurunan lemak tubuh .
- Kelompok Endurance Training (latihan ketahanan seperti jalan kaki atau sepeda) menunjukkan perubahan tubuh yang minimal .
Latihan kekuatan lebih efektif untuk mengubah komposisi tubuh pada lansia.
- Perekrutan motor unit: kunci awal kekuatan tanpa penambahan ukuran otot
Unit motor adalah jembatan antara sistem saraf dan otot. Tanpa unit motorik, otak tidak bisa “memerintahkan” otot untuk bergerak. Ketika otak mengirim sinyal melalui saraf, motor unit tersebut mengaktifkan otot untuk berkontraksi. Semakin banyak unit motor yang direkrut secara bersamaan, semakin besar kekuatan yang dihasilkan.
Mengapa Motor Unit Penting untuk Latihan dan Gerak?
- Untuk gerakan halus dan terkontrol, tubuh hanya mengaktifkan sedikit unit motorik.
- Saat dibutuhkan kekuatan besar, tubuh akan merekrut lebih banyak unit motorik secara serempak.
- Dalam latihan resistensi (angkat beban), kemampuan tubuh dalam merekrut unit motorik dengan meningkat secara efisien, itulah mengapa kita bisa menjadi lebih kuat meskipun otot belum membesar.
Melatih otot = juga melatih otak dan saraf untuk bekerja lebih efisien
Latihan resistensi tidak hanya memperbesar otot, tetapi juga melatih koordinasi “otak dan saraf” untuk lebih pandai menggunakan otot yang sudah ada . Proses ini sangat penting, terutama bagi lansia atau individu dalam proses rehabilitasi, karena kekuatan dapat ditingkatkan tanpa menunggu penambahan massa otot.
Membangun dan mempertahankan massa otot melalui olahraga—khususnya latihan kekuatan—merupakan strategi jangka panjang yang efektif untuk meningkatkan metabolisme dan menjaga berat badan ideal.
Berolahraga secara teratur tidak hanya membentuk tubuh, tetapi juga membantu menjaga komposisi tubuh dan metabolisme tetap optimal, terutama seiring bertambahnya usia. “Singkatnya, otot semakin banyak, metabolisme semakin tinggi, dan sistem imun semakin kuat!”
Terima kasih Dr.dr.Lucy Widasari, MSi, sebagai tenaga pengajar di bidang olahraga saya sangat suka sekali artikel kesehatan ini karena bisa mengingatkan saya kembali dan bisa menjadi topik pembicaraan yang bermutu antara personal trainer dengan client.
Share ke client gym di dalam dan luar negeri ya mbak…