“80 Tahun Merdeka: Persatuan untuk Indonesia Emas 2045”

Delapan puluh tahun yang lalu, pada tahun 1945, bangsa ini berdiri tegak memproklamasikan kemerdekaan dengan tekad yang lahir dari perjuangan, pengorbanan, dan persaudaraan. Sejak saat itu, Indonesia menapaki jalan panjang penuh liku, menghadapi tantangan demi tantangan, namun tetap kokoh karena semangat persatuan tidak pernah padam.

Kini, di tahun 2025, delapan dekade kemudian, kita tidak hanya memperingati sebuah tanggal bersejarah, melainkan meneguhkan kembali arah perjalanan bangsa. “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” menjadi tema HUT ke-80 Republik Indonesia, bukan sekadar semboyan, melainkan komitmen luhur untuk memperkuat persatuan, menjaga kedaulatan, dan mempercepat kesejahteraan rakyat menuju cita-cita besar: Indonesia Emas 2045.

Kemerdekaan yang kita rayakan hari ini menemukan makna terdalamnya ketika pembangunan manusia ditempatkan sebagai pusat dari segala ikhtiar. Program Makan Bergizi Gratis salah satu langkah strategis dari delapan misi Asta Cita, sebagai upaya memperkuat pembangunan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Pemberdayaan UMKM serta penguatan ekonomi lokal adalah simpul ketahanan bangsa yang tumbuh dari akar rakyat, meneguhkan bahwa kemandirian sejati lahir dari kerja bersama.  Di sisi lain, pengembangan sekolah unggulan, perluasan digitalisasi pendidikan, serta terbukanya akses belajar bagi anak-anak dari keluarga miskin melalui Sekolah Rakyat adalah bukti nyata bahwa Indonesia berkomitmen menghadirkan kesempatan yang adil bagi seluruh putra-putri bangsa. Dari ruang kelas sederhana hingga sekolah modern, dari desa terpencil hingga kota besar, semua anak Indonesia berhak bermimpi dan diwujudkan cita-citanya. Inilah jalan panjang menuju lahirnya generasi emas yang tidak hanya cakap menjawab tantangan abad kecerdasan buatan, tetapi juga berakar kuat pada etika, budaya, dan persaudaraan bangsa. Sebuah generasi yang akan membawa Indonesia melangkah mantap menuju kejayaan.

Di panggung internasional, Indonesia tidak lagi berdiri di pinggir, melainkan hadir di tengah percaturan global. Keberhasilan menurunkan tarif barang masuk ke Amerika Serikat, memperkuat kerja sama dagang dengan Uni Eropa, serta bergabung dalam BRICS adalah tanda bahwa kedaulatan bangsa ini diakui dunia. Dan dengan suara lantang kita terus menyuarakan kedaulatan negara Palestina, menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan Indonesia senantiasa selaras dengan perjuangan kemanusiaan universal.

Namun sesungguhnya, kemerdekaan bukan hanya bergaung di ruang diplomasi atau angka-angka ekonomi. Kemerdekaan hidup di denyut nadi desa, di sawah yang digarap, di pasar yang riuh, di ruang keluarga yang penuh doa, dan di kebersamaan rakyat yang saling menopang. Melalui Danantara dan Koperasi Desa Merah Putih, kita menghidupkan kembali semangat gotong royong dan kemandirian yang telah lama menjadi jati diri bangsa. Di sinilah etika dan budaya kita menemukan maknanya yang sejati: bahwa pembangunan bukan hanya mengejar materi, tetapi juga menjaga martabat, keadaban, dan persaudaraan.

Delapan puluh tahun kemerdekaan adalah undangan mulia bagi seluruh anak bangsa—Doa dan ucapan tulus dari  dosen yang mencerdaskan generasi, yang juga seorang dokter yang menjaga kehidupan, dan ibu rumah tangga yang menanamkan kasih sayang di keluarga—untuk bersatu padu membangkitkan kembali semangat etika dan budaya bangsa.

Kini saatnya bekerja dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih, menguatkan persatuan yang kokoh, menegakkan kedaulatan yang bermartabat, menghadirkan kesejahteraan yang merata, dan melangkah bersama menuju kemajuan yang berkelanjutan.

Dengan tekad itu, perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 tidak lagi sekadar mimpi, melainkan kenyataan yang akan lahir dari kerja keras dan doa kita semua. Selamat Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Merdeka!

4 thoughts on ““80 Tahun Merdeka: Persatuan untuk Indonesia Emas 2045”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *